Kenali Model Sekolah Anak-Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan fisik dan mental yang berbeda dengan anak seumuran lainnya. Perbedaan yang sangat mencolok ini membuat seorang anak yang memiliki kebutuhan khusus lebih sering dipandang tidak baik dan sebelah mata oleh masyarakat, sehingga mereka dibeda-bedakan dengan anak normal. Padahal mereka menginginkan dan membutuhkan perhatian lebih dari orang sekitar agar tumbuh kembang anak tersebut tidak terganggu dan bisa berkembang layaknya anak normal seusianya.

Baca Juga : Seberapa Penting Pendidikan Dalam Kehidupan

Pendidikan khusus di Indonesia ada empat variasi, Model segregasi (sekolah khusus), Model mainstreaming (pendidikan terpadu), Model pendidikan di rumah sakit atau institusi perawatan dan Model pendidikan inklusi lonelantern.org. Uraian dari ke empat variasi Model sekolah si kecil berkebutuhan khusus merupakan sebagai berikut:

Model Segregasi (sekolah Khusus)

Model ini dibagi menjadi dua, merupakan Model Sekolah Luar Awam (SLB) dan Model Sekolah Dasar Luar Awam (SDLB). Kedua Model sekolah untuk si kecil berkebutuhan khusus ini juga terbagi menjadi dua progresnya juga pantas keperluan siswa; yang pertama sekolah khusus yang harian dan kedua sekolah khusus yang berasrama bagi si kecil berkebutuhan khusus, berasrama sebab banyak dari orang tua dari si kecil berkebutuhan khusus ini tak sanggup merawatnya secara pribadi dan pada alhasil dipercayakan secara penuh di SLB asrama. Penjelasan dari kedua Model sekolah si kecil berkebutuhan khusus seperti dibawah ini;

Model Sekolah Luar Awam (SLB) Konvensional

Sekolah Luar Awam (SLB) Konvensional yakni pendidikan si kecil berkebutuhan khusus yang siswanya memiliki variasi kelamin yang sama. Dan mencakup si kecil kelaianan tunanetra, tunawicara, tunagrahita, jasmaniah, social dan ganda. Kurikulum yang diaplikasikan sebagai petunjuk belajar mendidik pada Sekolah Luar Awam (SLB) Konvensional ini merupakan kurikulum khusus atau kurikulum SLB dan yang pantas dengan keperluan si kecil.

Model Sekolah Dasar Luar Awam (SDLB)

Model sekolah ini diselenggarakan dengan memakai kurikulum SDLB. Pada Model sekolah ini juga terdapat bagian pengerjaan pelajaran merupakan, makro, adanya pendataan si kecil cacat atau si kecil berkebutuhan khusus, penentuan lokasi belajar dan juga adanya prasyarat gedung pelajaran. Kemudian bagian mikro merupakan terdiri dari adanya ketenagaan atau kekuatan guru, kurikulum sebagai petunjuk pendidikan, sarana pendidikan, dan pendekatan.

Model Mainstreaming (pendidikan terpadu)

Ialah pendidikan bagi si kecil cacat atau si kecil berkebutuhan khusus yang diselenggarakan secara bersama-sama dengan si kecil yang normal pada institusi pendidikan biasa, dengan pelbagai tingkat kelaianan serta keperluannya. Dalam hal ini bukan berarti si kecil yang cacat segera menyesuaikan si kecil-si kecil normal melainkan dalam pengerjaan pembelajarannya kurikulum, struktur adminitrasi, lingkungan sekolah memerlukan perubahan supaya bisa tercipta sekoalah atau pelayanan pendidiakan yang pantas dengan si kecil berkebutuhan khusus.

Model pendidikan Di Rumah Sakit atau Di Daerah Perawatan

Ialah Model pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan dirumah sakit atau dirumah kelompok sosial disabilitas, rumah perawatan si kecil penyandang cacat. Anak-si kecil yang berada dalam institusi hal yang demikian merupakan sebab situasi mereka tak memungkinkan untuk bisa bergabung dengan si kecil normal atau si kecil berkebutuhan khusus pada institusi pendidikan dengan kurikulum SLB atau sebagainya.

Anak-si kecil yang ditempatkan pada Model pendidikan ini merupakan si kecil dengan penderita penyakit parah,mengalami gangguan mental

pada tingkat berat,mengalami kelainan jasmaniah yang parah,dan mempunyai intelegensi yang betul-betul rendah.

Model pendidikan Inklusi

pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang menyatukan si kecil berkebutuhan khusus dengan si kecil yang normal disekolah reguler atau biasa. Adapun Model pelajaran yang ada pada pendidikan inklusi menurut Salamanca, merupakan si kecil berkebutuhan khusus atau penyandang cacat sebaiknya menerima pelayanan pendidikan di lingkungan sekitarnya, petunjuk pendidikannya merupakan dengan penyesuaian dengan diri peserta ajar, pantas keperluan dan kesanggupan tiap-tiap si kecil sebab mereka berasal dari latar belakang gangguan atau kelainan yang berbeda-beda, memakai kurikulum yang juga pantas dengan keperluan si kecil.