Berbagai Sistem Pendidikan Di Pondok Pesantren

Apakah itu Pondok Pesantren? Pondok Pesantren sebagai dua istilah yang memperlihatkan satu pemahaman. Instansi Pendidikan ini mempunyai perbedaan sistem belajar berlainan dari sekolah secara umum. Pesantren menurut pemahaman dasarnya ialah tempat belajar beberapa santri.Berikut ini lonelantern.org telah merangkum informasi tentang berbagai sistem pendidikan di pesantren.Mari kita simak info selengkapnya.

Pesantren dapat dimengerti sebagai instansi pendidikan dan edukasi agama, di mana seorang Kiai mengajari pengetahuan agama Islam ke santri-santri berdasar kitab-kitab yang dicatat dengan bahasa Arab oleh Ulama era tengah. Beberapa santri umumnya tinggal di pondok dalam pesantren itu.

KH. Abdurrahman Top ataupun lebih dikenali Gus Dur mengartikan pesantren sebagai sebuah rumah santri. Pondok Pesantren sebagai satu bentuk pendidikan Islam di Indonesia yang diadakan secara tradisionil. Disamping itu sebagai instansi pendidikan Islam yang dikerjakan dengan sistem asrama, dengan Kiai sebagai sentra khusus dan Mushola sebagai pusat lembaganya.

Secara bersejarah, pesantren mempunyai langkah sendiri dalam membangun, mencerdaskan dan meningkatkan warga di sekitarnya. Evaluasi di Pondok Pesantren mengulas beragam disiplin keilmuan Islam dimulai dari tata Bahasa arab, Nahwu dan Sharaf, Tafsiran, Tahsin Al-Qur’an, Tauhid, Adab, Mantiq, Riwayat, Tasawuf sampai Fikih yang biasanya di Indonesia mengarah pada Mazhab Syafii.

Sistem sekolah pondok

Sistem pondok di Pondok Tradisionil Terusan Limbat Pasir Tumboh (Madrasah Addiniah Pasir Tumboh), dari sisi evaluasi sukatan evaluasi yang didedahkan ke beberapa siswa ialah tidak tersusun ke kelihaian guru. Di antara mata pelajaran yang diajar adalah tauhid, tafsiran, fiqh, nahu saraf, hadis, doa-doa yang ada hubungan dengan kehidupan sepanjang hari. Disamping itu, beberapa siswa didedahkan dengan kaedah menulis dan kuasai kaedah jawi dan bahasa Arab. Contoh aktiviti yang sudah dilakukan oleh siswa adalah, berqasidah, barzanji dan bernasyid.

Baca Juga : Jurusan Teknik Geodesi, Keilmuan Hingga Prospek Kerja

Penjadualan sekolah pondok kesukaannya tiap setelah waktu sholat akan diselenggarakan kelas dan membuat halaqah-halaqah pengetahuan. Beberapa siswa bebas untuk pilih kelas mengikuti tahapan kepenguasaan pengetahuan, dan tidak ada had usia. Di antara kitab yang didalami di sekolah pondok adalah, Kitab Matan al-Jurumiyah, Matan Bina, Matan Ummu Brahim, Kitab Pelita Penuntut dan Kitab Penawar Hati.

Sistem Madrasah

Sistem Madrasah ialah sama dengan sistem pondok namun dia lebih terstruktur. Tiap madrasah deobandi ini dimulakan dengan penghafalan al-Quran sepanjang tiga tahun. Sesudah usai syahadah al-Quran, mereka akan beralih kelas ke pengajian alim sepanjang delapan tahun. Pengajian sepanjang delapan tahun ini, mereka akan belajar dibanding rangking azas sehinggalah bisa kuasai 4 mazhab dan pelajari sunnan sittah secara bersanad hingga ke Rasulullah S.A.W.

Penjadualan madrasah berawal jam 5.00 pagi sehinggalah 11.00 malam. Di antara aktiviti dalam sistem madrasah adalah, imtihan (peperiksaan) 2x satu tahun, kiranya tidak berhasil mereka akan mengulang-ulang sebelumnya sepanjang satu tahun. Perbahasan agama dari faktor Masail, beberapa ustaz akan memandang tiap dalam nas yang dihujahkan. Disamping itu, beberapa siswa akan ditarbiah dari sisi rohani dan fizikal lewat perjalanan ceramah. Siswa tahun satu hingga empat, mereka akan belajar dari sisi penguatan bahasa Arab seperti Nahu, Saraf, Tauhid, Hadith 40, Matan al-Jurumiyah, terjemahan juzuk amma, Mantik, Tafsiran Jalalain, Saran Fiqh, Mustholah Hadith dan Balaghah. Pada saat pada tahapan tahun lima hingga lapan, mereka akan pelajari pengetahuan Faraidh, Saran Tafsirul Hadith, Ulum Quran, Akidah, Misyakut Masobin, Mahalli, Tafsiran Baidhawi dan Hadith dan fiqh 4 mazhab. Disamping itu, mereka pelajari Sunnan sittah seperti, Bukhari, Muslim, Nasaie, Abu Daud, Tarmizi dan Ibnu Majah.

Kelebihan sistem pondok

Sistem pondok mengutamakan kebutuhan menuntut pengetahuan secara bersanad iaitu pengetahuan itu berlanjut sampai ke Rasulullah s.a.w. Kaedah evaluasi ialah berawal dari permulaan kitab hingga ke akhir kitab. Pendidikannya lebih memiliki sifat penghafalan dan pengetahuan (SUFEAN 1996). Beberapa guru memberi latihan berkhutbah dengan bahasa Arab ke tiap siswa dan aktiviti itu dilaksanakan pada tiap minggu. Disamping itu, sekolah pondok sudah melahirkan siswa yang berpengetahuan agama, bermoral tinggi dan bisa menuntun penduduknya (GHAZALI BASRI 1991). Ini mengakibatkan, sistem pendidikan Islam yang lengkap dan terkesan dalam mengganti pola warga Melayu dan sebagai benteng ke akidah dan keimanan warga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *