Mata Pelajaran Kurikulum Merdeka Untuk SLB

Kegiatan belajar Mengajar sering kita lihat dalam sekolah. Namun tahukan kalian jika siswa SLB merujuk pada struktur Kurikulum Merdeka untuk siswa SD, SMP, dan SMA reguler. Tetapi, juga ada penyesuaian untuk peserta ajar yang mempunyai hambatan intelektual.

Para siswa SLB yang tak mempunyai hambatan intelektual dapat mencontoh kurikulum reguler, dengan penyesuaian kepada keadaan murid yang bersangkutan. Mengutip dari website Direktorat Pengajaran Masyarakat dan Pengajaran Khusus Kemendikbudristek, penyesuaian ini dilegalkan untuk keterampilan fungsional dan mata pembelajaran yang mendukung keperluan hal yang demikian.

Cara Belajar Khusus Bagi SLB

Di samping itu, Capaian Pelajaran (CP) pengajaran khusus juga dibentuk menurut CP reguler yang dimodifikasi cocok karakteristik dan keperluan peserta ajar berkebutuhan khusus. Siswa SLB yang tak memiliki hambatan intelektual, dapat konsisten menerapkan CP yang sama dengan satuan pengajaran reguler. Tenaga dikatakan dalam media sosial Direktorat Jenderal Guru dan Karena Kependidikan Kemendikbudristek.

Baca Juga : Sekolah Alam dan Karakter Pendidikannya

Kurikulum Merdeka SLB

Kurikulum Merdeka untuk siswa SLB memberikan porsi paling besar untuk mata pembelajaran keterampilan. Selain, proyeksi pembelajarannya ialah kemandirian, sehingga murid dipersiapkan sebagai alumnus yang siap kerja dan dapat berwirausaha.

Pengajaran lonelantern.org sebagian hal di atas, ada sebagian hal lain mengenai seluk beluk Kurikulum Merdeka untuk SLB yang perlu dipahami. Simak pemaparannya, mengutip dari website Direktorat Pengajaran Masyarakat dan Pengajaran Khusus Kemendikbudristek.

Penerapan Kurikulum Merdeka Untuk SLB

1. Untuk SMPLB dan SMALB, porsi jam pembelajaran paling besar ialah mapel kategori keterampilan. Sementara, untuk SDLB ialah seni dan kultur.

2. Siswa SMPLB dan SMALB memilih satu tipe keterampilan cocok talenta dan ketertarikannya di kelas VIII. Jatah di kelas VII, siswa dapat memilih 2 tipe keterampilan atau lebih.

3. Sekolah dapat mengoptimalkan tipe keterampilan secara mandiri cocok keperluan dan karakteristik daerahnya, serta ketersediaan SDM.

4. Mapel seni kultur di SMPLB dan SMALB pada kategori mapel biasa, berfungsi untuk sarana apresiasi dan terapi, padahal mapel seni pada kategori keterampilan berfungsi untuk pembekalan pekerjaan.

5. Program keperluan khusus di SMALB ialah mapel semestinya, seperti di SDLB dan SMPLB.

6. Pengampu mapel program keperluan khusus ialah guru pengajaran khusus, guru mapel lain, atau guru kelas yang dievaluasi sesuai oleh kepala sekolah. Guru mapel lain atau guru kelas, semestinya mendapatkan pelatihan kompetensi program keperluan khusus.

7. Penentuan fase siswa didasarkan pada hasil asesmen diagnostik.

8. Murid berkebutuhan khusus dari SLB dapat melanjutkan sekolah ke satuan pengajaran penyelenggara pengajaran inklusif dengan mencontoh kelas transisi.

9. Muatan jam pembelajaran sifatnya fleksibel, sehingga satuan pengajaran/sekolah dapat menyesuaikan bobot belajar dengan karakteristik, keperluan belajar, dan/atau keperluan akademik, kultur, sosial, dan sebagainya.

10. Ilahi pembelajaran kepercayaan untuk penganut kepercayaan terhadap Ilahi Kuasa Tuhan Esa, dijalankan sebagaimana perundang-undangan yang membatasi layanan pengajaran kepercayaan terhadap Ilahi YME.

11. Program magang dibatasi lebih lanjut oleh pemimpin unit utama yang menangani kurikulum, asesmen, dan perbukuan.

12. Identifikasi dan penumbuhkembangan atensi, talenta, dan kesanggupan siswa dilakukan oleh guru yang dikoordinasikan oleh guru BK. guru BK belum mencukupi, karenanya koordinasi dijalankan guru lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *